Pendakian Spritual

Pendakian Spritual
ALLAH SWT - MANUSIA - ALAM

Senin, 07 Maret 2011

Saudara Se-Lahiria Dan Saudara Se-batinia

Saudara Se-Lahiria Dan Saudara Se-batinia

Melalui Nur kekasih_NYA Manusia diciptakan,…
Dengan di ikhlaskan Islam sebagai Agama smua umat manusia,..
Tidak meliah warna kulit, suku, bahasa, adat – istiadat, dll,…
Berawal dari manusia pertama Nabi Adam as sebagai bapak lahiria,…
Beranak pinak di alam ( Bumi ) ini untuk melunasi dengan mencari atas janji yang telah disepekati,..
Masa ( waktu ) yang begitu panjang, bumi semakin tua dan manusia ada yang meninggalkan dan adan yang memulai pencahariannya,..
Melintasi proses demi proses kehidupan dalam pencahariaan, manusia pada nantinya akan meninggalkan serta mempertanggung jawabkan atas apa yang sudah di janjikan,..
Aku manusia dilahirkan dalam sebuah keturunan lahiria sebagai seorang saudara lahiria atas saudara – saudara selahiria ku,..
Bimbingan dan tuntunan akan di turunkan atas orang tua, kakek/nenek, kakek/nenek moyang dari sekian lapis keturunan dari saudara se lahiria,…
Manusia ( AKU ) memiliki keterbatasan atas apa yang aku dapatkan siapa/ dilapis keberapa keturunan lahiria aku berasal,..
Saudara se batin yang sudah meninggalkan merupakan dari keturunan yang ke sekian lapis dari saudara lahiria menitis ke saudara cucu lahiria ( yang masih hidup ),..
Saudara se batin itu pun yang selalu membimbing saudara lahirianya atas perintah Allah swt,…
Saudara se lahirialah merupakan penerus Visi dan Misi atas saudara sebatin,…
Dimana sadar dan tidak sadarnya saudara selahiria itu memiliki sebuah tanggung jawab yang besar untuk meneruskan Visi & Misi yang sudah di janjikan,..
Setiap saudara sebatin dan saudara selahiria memiliki peran yang berbeda – beda satu sama lain dalam tugasnya mencapai Visi & Misi, samapai pada akhirnya nanti pencapaian itu di padang masyar di kumpulkan untuk di peranggung jawabkan,..
Maka, dengan demikian kita semua umat manusia adalah merupakan keturunan yang sama, yang berasal dari nabi Adam sebagai saudara selahiria dan Nur Sang Kekasih ( Nur Muhammad ) sebagai saudara Batinia,…
Dalam proses kehidupan kita dituntun dan dalam sadar atau tidak jika kita dapat memahami segala proses perkenalan yang kita jalani dalam kehidupannya nyata akan dipertemukan dengan saudara kita baik yang selahiria maupun sebatinia,..
Melalui proses itu kita manusia akan dibukakan tabir – tabir penjelasan melalui proses pencaharian manusia akan perannya masing – masing di dunia,..
Berdasarkan sekepahaman pendapat, sifat, kelebihan kita manusia mengenal siap saudara kita sebatinia yang berada dalam kehidupan kita slama ini,..
Dengan kelebihan itu manusia di keluarga batinia seringkali lupa atas apa yang menjadi tanggung jawab yang dirurunkan padanya atas kelebihan itu, sehingga pada akhirnya kesombongan yang menjadi besar dalam kehidupanya, menjadikan sebuah nilai jual yang perjual belikan, menjadikan nilai matrealistis dalam memperkaya kehidupan lahirianya, sampai tidak sadar bahwasanya kelebihan itu adalah merupakan turunan dari saudara sebatinianya yang lambat laun jika tidak di fahami akan putus sampai dari keturunan selahiria lapis kesekian,…
Maka, dari itu kita manusia harusnya dengan sikap mensyukuri atas kelebihan yang dititipkan Allah swt melalui saudara sebatinia dan turun kesaudara selahiria untuk bersyukr dengan memanjatkan Do’a kepada Allah swt, Nabi Besar Muhammad swa beserta keluarga dan para sahabatnya, Saudara sebatinia kita yang sudah meninggalkan, dan Kedida orangtua ( Malaikat di Dunia ) dan saudara selahiria kita agar diberikan pengampunan dosa dan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat,..
Hari ini aku sadar atas apa yang aku pikirkan akan siapa sebenarnya saya ( Manusia ) esok mengapa aku lupa atas itu,..
Dan apakah ini disebut kesadaran/sadar dimana mengetahiu apa yang dilarang dan apa yang di suruhkan oleh Allah swt tetapi tidak menjalankan,…
Apakah aku sadar apa yang sudah aku berikan dan syukuri atas apa yang kedua orang tua ( Malaikat di Dunia ) berikan pada aku,..
Semuanya terbawa kesombongan, keangkuhan, atas Nafsu yang menjadi penghangalang tabir – tabir akan kesadaran diri mengingat Allah swt,..
Raga adalah benteng batin yang menjadi penghalang, peperangan selalu berlangsung atas apa yang kita pikirkan dan apa yang kita rasakan,…
SEMOGA BERMANFAAT,…bagi diriku dan pembaca,….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar