PENDAKI GUNUNG DAN SANG MALAIKAT (MIND PRACTICE) Oleh: Nevy Jamest
Terkisahkan, dalam suatu rentang sejarah kehidupan umat manusia; Hiduplah seorang pendaki gunung yang mendedikasikan lebih dari separuh waktu hidupnya untuk mendatangi puncak – puncak gunung yang menjulang tinggi di muka bumi ini;
Tidak ada kejelasan mengenai jati diri pendaki gunung dengan rambut berhias bulu elang ini; Tetapi banyak serpihan cerita yang mengesankan pada setiap jejak yang ditinggalkannya di kaki – kaki gunung.
Masyarakat pegunungan lebih mengenalnya ketimbang masyarakat perkotaan;
Mungkin karena ia pendaki gunung yang membesarkan diri di gunung; dan bukan membesarkan diri di media jurnalis.
Pada suatu Muharram tahun Hijriah, pendaki gunung ini tengah berada di sebuah gunung; Gunung tersebut sangat dikenal memiliki tingkat kesulitan yang tinggi;
Menurut cerita para pendaki gunung kehidupan, banyak bebatuan yang rapuh dan mudah lepas di saat - saat terakhir menjelang puncak.
“Jalur pendakian ini boleh saja rapuh, tapi diri seorang pendaki gunung tidak boleh rapuh Jalan hidup saya mungkin saja berliku – liku, tapi hati saya harus tetap lurus; Jalan yang rapuh akan teratasi oleh diri dengan hati yang kuat”, demikian kata pendaki gunung ini kepada seseorang yang ia kasihi.
Dengan penuh kesabaran ia jejakkan tangan dan kakinya pada badan gunung yang terjal; kabut yang mulai turun tidak hanya membatasi jarak pandang tetapi juga menebalkan kecekaman suasana hatinya; dan saat – saat menjelang puncak, pendaki gunung ini tergelincir dan jatuh dengan suara (menyebu), “YA ALLAH…”
Pendaki gunungi ini terkulai lemas tak sadarkan diri pada seutas tali yang menahannya. Angin dan hujan yang datang menyatu diujung petang itu semakin menaikkan angka windchill factor;
Malam harinya, pendaki gunung ini tersadar !
He try to call his mind; dan yang ia temukan : “Oh ada Allah”. Diam – diam hatinya memohon pertolongan kepada Allah ! Ya Allah, tertatih – tatih aku berjalan dimuka bumi ini hingga di gunung ini hanya untuk menyaksikan tanda – tanda kekuasaanMu, aku sangat membutuhkan pertolonganMu !
Beberapa saat kemudian pendaki gunung ini terhentak kaget melihat suatu sosok berdiri di hadapannya;
Pendaki gunung : “ Siapa engkau”?” S o s o k : “saya adalah malaikat utusan Allah”. Apakah engkau yang memohon pertolongan kepada Allah ?
Pendaki gunung : “ Ya, memang benar saya yang memohon pertolongan Allah!. S o s o k : “Apakah engkau percaya kepada pertolongan Allah ?”. Pendaki gunung : “Ya, saya percaya ! “ Jika engkau membawa pesan dari Allah, segeralah sampaikan kepadaku, karena saat ini aku sungguh tidak berdaya”. . S o s o k : “Dengarkanlah baik baik, Allah memerintahkan agar engkau membuka tali yang mengikat tubuhmu !” . setelah itu sosok tersebut itupun lalu menghilang !
Tinggallah pendaki gunung ini sendirian. Ia mencoba menyelami ucapan Sang malaikat; dan,… “Ach, jika saya membuka tali pada tubuhku ,..tentunya saya akan terjatuh ! Pendaki giunung ini lalu kembali tertidur lemas, tergantung pada tali yang selama ini menemaninyya.
Keesokan harinya, Sang Malaikat datang menjemput pendaki gunung dengan rambut berhias bulu elang ini yang jasadnya masih tergantung 3 meter dari atas tanah !
(semoga bermanfaat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar