GUNUNG MAKRIFAT “ Meamor Para Pencari Tuhan “
Terlintas sebuah inspirasi menjajakan kaki di puncak – puncak gunung yang terhampar diseluru penjuru bumi ini, keinginan dan harapan menghantarkan aku pada titik penyerahan akan kebesaran_NYA dmn aku hanyalah sebatas manusia dengan segala keterbatasan menggantungkan impian mendaki puncak gunung yang tertinggi sekalipun, tetapi semuanya hanyalah dapat aku rencanakan dimana keputusan akhir terletak di Pundak_NYA.
Melintasi puncak – puncak gunung Sulawesi yang penuh dengan keadaan alam yang keras ditambah mistik yang masih kental menambah banyak pengalaman dalam proses pendakian. Gunung adalah pasak – pasak bumi,
أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا
وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung sebagai pasak?” (QS.An-Naba’ 78: 6-7)
Dalam Al-Qur’an kita temukan kata gunung sebanyak 49 kali. Di antaranya, 22 ayat menyebutkan fungsi gunung sebagai pasak atau tiang pancang. Pasak atau paku besar adalah benda yang menancap ke dalam. Artinya, kepala pasak yang tampak di luar selalu jauh lebih pendek dibanding panjangnya batang yang terhujam. Ketika agama-agama primitive selama selama ribuan tahun hanya takjub pada ketinggian gunung, Al-Qur’an mementahkan kekaguman sesat mereka itu. Ternyata bukan tingginya, tetapi kedalaman akar gunung yang menghujam sampai 15 kali lipat dari tinggi di atas permukaan bumi, itulah yang lebih dahsyat. Al-Qur’an menegaskan bahwa fungsi gunung adalah pasak bumi yang memancang ke bawah tanah dengan kokoh. Itu adalah sebuah konsep tentang gunung yang sangat mutakhir dan baru dikenal.
Dalam kehidupan manusia gunung merupakan sebuah sumber kehidupan dimana dari sanalah Air mengalir, gunung sebagai pasak bumi, gunung sebagai tembok penghalang dari badai/angin kencang, gunung sebagai sumber bahan pangan, dll
Saya, Diriku & Tuhanku mendaki gunung adalah merupakan eksistensi proses pencarian yang hakekatnya, diman dengan mendaki gunung kami akan mengenal siapa Diri Kita, dan Siapa Tuhan Kita. Dengan mendaki gunung pula kita dapat memahami banyakhal sala satunya betapa indah, mahakuasa, sempurna, bijaksana dll nya Allah swt. Tetapi, Harapan bukan kita serahkan pada obyek gunung karena Alam(Gunung) adalah sama2 makhluk ciptaan Allah swt, kita harus bagaiman memahami bahwa tujuan kita hanyalah satu yaitu berproses pendakian gunung makrifat untuk menuju pada Allah swt semata,
Bukan Seberapa banyak kita mendaki kepuncak gunung, bukan seberapa banyak menjjakan kaki pada alam terbuka, bukan seberapa banyak foto-foto yang didapat, bukan seberapa banyak pengetahuan yang dicari. Tetapi, bagaiman memahami setiap proses perjalanan mendaki gunung makrifat. Hal terindah dalam hidup seorang meamor para pencari tuhan yaitu bagaiman sang pencipta ( Allah swt ) dapat menerima apa yang engkau kerjakan, bukan karena harapan dan balasan atas apa yg dikerjakan tetapi bagai mana sifat Ikhlas, yang diutamakan dalam proses pencarian menuju gunung makrifat.
Manusia seringkali lupa akan dirinya nafsu yang membelenggu sang raja(hati) menjadikan sifat sombong yang hadir, sehingga jasad adalah penjara bagi roh dan berikanlah makan pada roh dengan selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah swt dengan sendirinya jasad ikut bersih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar